Tuesday, May 18, 2010

KUTINGGALKAN PUISI


Ari Saptaji

kutinggalkan puisi, kalau tak juga sanggup
kutafsirkan isyarat manik matamu
solilokui tanpa tepi: berbalut sunyi, kapan sampai
di rumah kediamanmu

kutinggalkan puisi, kalau kata-kata itu
tak juga menjelma jiwa, membantah atau membela
: bukankah hidup ini perlu kawan bicara?
karena kauhembusi tanah liat itu dengan napas hayat
ia menggeliat, lalu kautuntun ke dalam taman

kutinggalkan puisi, kalau ia tak ubahnya
dunia pelarian -- setelah telanjang dan malu
bagaimana mungkin kami hidup
tersaruk-saruk di bawah langit tembaga
dan kebisuanmu? adapun lembah gurun ini
menguras keringat dan berdebu

kutinggalkan puisi, kalau ia bukan jejak pertemuan
dengan darah percikan dan luka-luka tubuhmu....

Yogya, 1996




Anda sedang membaca kumpulan/contoh/artikel/puisi/sajak/pantun/syair/tentang/tema/bertema/judul/berjudul KUTINGGALKAN PUISI dan anda bisa menemukan kumpulan/contoh/artikel/puisi/sajak/pantun/syair/tentang/tema/bertema/judul/berjudul KUTINGGALKAN PUISI ini dengan url http://kumpulankaryapuisi.blogspot.com/2010/05/kutinggalkan-puisi.html,anda juga bisa meng-click kumpulan/contoh/artikel/puisi/sajak/pantun/syair/tentang/tema/bertema/judul/berjudul KUTINGGALKAN PUISI Tetapi dilarang merubah isi maupun mengganti nama penyair/pengarang nya karena bertentangan dengan HAKI, semoga anda ter-inspirasi dengan karya KUTINGGALKAN PUISI salam Karya Puisi

0 komentar:

Post a Comment

 

kumpulan karya Puisi | Copyright 2010 - 2016 Kumpulan Karya Puisi |